Hampir sebulan lebih nggak cuap-cuap di blog. Bukan males, tapi
tugas sekolah seringkali menghantui dan menghakimi waktu yang aku punya. Oh,
ya.. setelah lama nggak buka blog jiwa ini berasa ada yang kurang. Mungkin,
pada dasarnya aku menggunakan blog untuk menulis curhatan yang bisa dibilang
bisa sedikit mengobati kegundahan hati. Ah, entahlah.. apapun itu, hari ini aku bisa nyempetin buat nulis
dan menengok dunia keduaku ini. Sebenernya banyak cerita yang akan aku tulis
disini dan dipublikasikan ke semua orang. Tapi nyatanya lagi-lagi aku belum
bisa.
Aku bosen harus menulis setiap hari, aku juga pengen jadi
manusia normal yang kalo curhat ke benda hidup, yang bisa memberi secuil solusi
atas apa yang aku curhatin itu. Nggak melulu curhat ke benda mati yang hanya
menikmati setiap goresan pena yang mengalir deras tentang kekecewaan hati atau
rindu yang mulai beranak pinak sampai ia terjatuh sakit. Tuh kan, rindu lagi..
Disini aku cuman mau nulis, dalam keadaan ribut dikelas,
mengetik menggunakan laptop Heni, dengan keadaan badan yang nggak enak, hati
yang sakit dan segala kecemasan yang menguap di udara, bahwa : dengan cara
apalagi supaya bayanganmu pergi dalam memory otak ini?
Ah, setidaknya aku ada usaha untuk segera menghapus bayangan
dan namamu dalam memory hati. Dan, tak semudah itu. Sudah dua puluh minggu aku
belajar agar perasaan ini di hukum mati. Tapi, semakin aku berusaha untuk
melupakan, semakin kuat pula aku ingat. Demi apapun, aku benci setengah mati.
Hai, November? Banyak cerita yang aku dapat dari hujan yang
selalu turun menangis sesenggukan. Akibatnya, dingin memelukku lebih erat dari
yang aku kira. Puluhan cangkir kopi telah tumpah mengalir kedalam jiwa. Tak ada
yang lebih bahagia selain bisa menemukanmu diantara rintikan hujan itu. Di hari
kedua puluh satu ini, aku cuman berharap, agar rindu yang ada di dalam jiwa ini
segera pulih. Dengan menemukan sepotong senyuman dan sepasang mata indah itu
sebagai obatnya.
Sekian, salam kecup untuk November!