Entahlah,
harus dari mana aku menceritakan ini semua. Yang pasti, aku selalu berusaha
menikmatinya. Walaupun hati yang pertama jadi korbannya.
Awalnya kita
ngobrol, ketawa-ketawa bareng, kamu ngelempar senyum ke aku, semua terasa biasa
nggak ada kesan istimewa disini. Tapi, tiba-tiba seiring berjalannya waktu aku
jatuh hati sama kamu. Aku yakin ini bukan jatuh hati pada pandangan pertama,
aku yakin itu!
Oke,
flashback mungkin bisa menjawab pertanyaan ini, “kenapa aku bisa jatuh hati
sama kamu?”. Lalu memory otakku langsung memberi ingatan itu.
Dulu kita
pernah se ekskul bareng, ekskul KIR namanya. Emm, itu juga aku belum punya
perasaan ini. Mungkin, karena disini suasananya bĂȘte dan kebanyakan anggotanya
perempuan, jadi kamu memutuskan untuk keluar dari ekskul KIR dan pindah ke
ekskul pramuka. Oke, setelah kamu keluar dari ekskul KIR kenapa aku jadi
ngerasa kehilangan sosok kamu. Mungkin awalnya dari sini, aku punya perasaan
itu.
Dulu aku
iseng merhatiin kamu, ngeliatin kamu dari belakang, perhatiin gerak-gerik kamu
sampai sedetail-detailnya.
Nahh, karena
kelakuan iseng itu tiba-tiba aku merasakan hal yang berbeda. Rasa dimana aku
pernah merasakannya 2 tahun yang lalu. Entahlah, kenapa harus kamu, kenapa
harus kamu yang ada disini.
Akibatnya aku
suka dengan gerak-gerik kamu yang cuek,
otak kamu yang pintar, dan cara duduk kamu yang paling aku suka.
Sampai
sekarang aku masih kepedean bahwa kamu juga mempunyai perasaan yang sama,
seperti yang aku rasain sekarang. Tapi, ternyata salah besar. Dimata kamu ada perempuan
lain yang kamu suka, setelah aku tau itu hati aku hancur sehancur-hancurnya.
Walaupun aku nggak mau pacaran, tapi aku nggak rela kamu jadi milik orang lain.
Huhhh.
Dan sekarang
aku memutuskan untuk menulis yang terakhir kalinya, tentang kamu! Oke, ini yang
terakhir karena ini tidak bisa dilanjutkan lagi. Aku lelah, capek dengan
situasi yang selalu menyakitkan hati.
Setikdaknya
meskipun ini yang terakhir, aku mencoba untuk menulis puisi untukmu yang
berjudul “surat terakhir untukmu”.
Surat terakhir
untukmu ini,
Mewakilkan
perasaan yang lama terpendam,
Ingatan dulu
dan sekarang yang selalu terasa hambar.
Pada hati
yang selalu merindukan kamu,
Juga pada
jemari kecilku,
Yang tak
jemu-jemu menulis puisi tentangmu,
Ya, aku tau
itu.
Disetiap
batasan senja
Aku selalu
mengotak-ngatik kata,
Mencoba dan
terus berharap
Menemukan
yang terindah
Pada
akhirnya, aku lelah..
Aku sudah
kehabisan kata-kata
Aku tidak
bisa merangkai kata lagi untukmu
Karenamu yang selalu mengabaikanku.
Kemudian, aku
menyadarinya.
Memutuskan
untuk pergi dan berpaling,
Berharap ada
yang menolongku disini..
Sakit, perih
itu sedang aku rasakan..
Oke, ini yang
terakhir..
Aku muak
dengan perasaan ini,
Aku lelah
melihat suasana disini..
Ini surat
terakhir untukmu,
Kecil, dan
tidak berarti.
Terimakasih
aku ucapkan, karena kamu udah hadir di kehidupan aku. Walau pada akhirnya aku
terjatuh dalam luka perih ini. Meskipun kamu nggak tau tulisanku ini,
setidaknya orang-orang yang membaca blog ini tau kalo aku pernah jatuh hati
sama kamu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar