Jumat, 04 Maret 2016

Semacam Sakit Jiwa



Begini, saya mau Tanya, apa kamu pernah merasakan sakit hati yang kamu juga nggak tau sakitnya oleh sebab apa? Sekarang saya sedang merasakan itu, kebingungan dengan diri sendiri yang kesakitan tapi tak tahu sakit karena siapa. Kalau saya punya cukup uang untuk pergi ke psikolog, pasti saya akan menanyakan kepadanya ini model sakit apa. Tapi apa boleh buat, saya masih jadi pengangguran dan memilih untuk pulang kampung sementara, hehehe.

Dan efek dari sakit hati yang terselubung ini membuat tidur saya tak lagi nyenyak, tapi saya masih bisa bermimpi, hmm mimpi buruk tentu saja. Saya bingung mau diobati sakit ini dengan cara apa. Saya terlalu bodoh dengan itu semua. Waktu yang berputar hanya membuat saya tambah kebingungan dan heran kenapa ia berputar begitu cepat?

Apa pun yang saya jalani sekarang, semuanya terasa tak berasa. Hidup ini hambar. Meskipun sakit ini baru menyerang beberapa hari, lama-lama saya merasa kelelahan juga. Istirahat dengan tidur tak bisa menghapus kelelahan yang sudah menumpuk dan pundak saya berasa berat oleh beban yang tak jelas maknanya.

Tolong, siapa pun bantu saya untuk mengobati sakit ini. Lebih baik saya sakit flu atau demam berdarah sekalian dari pada sakit yang tak jelas begini. Saya takut gila, hehehe. Kamu, tolong bantu saya juga ya agar pikiran saya tak selalu memikirkanmu, hehehe. Saya udah nggak nyambung dan ngawur. Lebih baik saya akhiri tulisan ini dari pada merembet ke mana-mana. Tapi kamu mau kan tolong saya yang sedang sakit ngak jelas ini?

Selasa, 26 Januari 2016

Mencari Pagi



Pagi yang tak aku harapkan kini hadir dengan wangi khas matahari
Membuatku mual dalam mimpi yang terjaga
Tak ada cahaya menyapa dari jendela 

Atau ia enggan menghangatkan tubuhku lagi
Sebab kini yang tersisa hanya keluhan panjang
Tanpa ada lagi harapan.

Jiwa ini seperti ingin lari dari pemiliknya
Hanya karena ia tak tahu harus berapa lama lagi menanggung nasib berbaik hati

Untuk sekedar menggeserkan bibir agar tersenyum
Merubah wajah yang muram
Dan melangkahkan kaki tanpa hambatan

Ku mencari pagi yang dulu selalu membuatku jatuh cinta
Dengan kehangatannya yang membangunkan tubuhku
Dari mimpi buruk
Yang menyapaku dengan cahaya yang masuk lewat celah jendela tanpa harus aku tahu dan tersadar olehnya
Dan selalu meyuguhkan harapan tanpa imbalan apa-apa.

Senin, 25 Januari 2016

Gemetar ini Milikmu



Gemetar ini milikmu
Tanpa harus ku jelaskan lewat kata-kata


Seluruh puisi yang aku buat ingin selalu menyebut namamu
Tanpa harus ku perlihatkan isi hati yang sebenarnya


Ke mana lagi aku harus menenangkan jantung ini ketika suaramu begitu dekat dengan telingaku
Aku ingin berlari dan menghilangkan debar yang terlalu cepat sampai aku tak sadarkan diri

Apakah tadi aku berbicara secara benar atau hanya meracau?
Aku seperti terbang entah ke mana
Saat kusadari sebelas menit yang lalu adalah nyata

Jiwaku bagaikan disirami bunga kebahagiaan ratusan kilogram
Betapa berat bahagia ini, sampai aku tak tahu harus dibuang ke mana.

Kamu masih racun bagiku
Yang sudah melumpuhkan segala kesedihan dan kebahagiaan sekaligus.

Senin, 18 Januari 2016

Yang tepat kamu atau waktu?



kamu datang di saat saya lagi kangen-kangennya. Apa itu yang disebut dengan datang pada waktu yang  tepat? Saya nggak tau jawabannya. Tapi yang saya rasain waktu kamu ada adalah bahagia luar biasa. Tubuh ini berasa terbang ke langit, dipeluk angin sampe  menggigil. Dan ketika saya sadar kalo tubuh ini masih ada di bumi, saya bener-bener tau apa itu surga. Kamu bisa bikin saya sebahagia ini. Tapi dilain waktu, kamu bisa bikin saya terpuruk, sedih dan gelisah berkali-kali.

Kalo kamu tau rasa ini masih ada dan masih sama 3 tahun yang lalu, apa kamu akan peduli?
Saya nggak pinter-pinter buat ngelupain kamu. Padahal semenjak kamu lulus SMA kita nggak pernah ketemu lagi kan, bisa dibayangin dong betapa berat kangen yang saya pikul. Saya nggak tau caranya biar bisa cepet lupain kamu. Dan sialnya, ketika saya belajar untuk ngelupain kamu saat itu pula isi kepala saya penuh dengan bayangan kamu. Muak rasanya kalo dibiarin terus menerus kaya gini.

Kamu pikir saya bisa fokus ngejalanin aktivitas selama 24 jam. Dari tidur dan tidur lagi, percaya atau nggak kamu selalu ada di pikiran saya. Berlebihan banget jadi orang kaya saya. Itu karena saya setia. Hahaha. Semoga malem ini kamu nggak hadir di mimpi saya lagi ya! Kalo keseringan hadir nanti saya malah jadi bosen dan nggak kangen kamu lagi.

Saya pengen bacain puisi dihadapan kamu. Meskipun nanti  ini nggak akan terjadi. Tapi semoga kamu tau, kamu adalah puisi saya yang sering ditulis. Kamu ada di mana-mana. Saya nggak mampu menghapus semuanya. Biarlah itu akan jadi kenangan dan dihapus oleh kepikunan saya.


Kalo kamu baca ini suatu hari  nanti, jangan percaya sama tulisan ini ya. Mungkin saya udah pindah ke lain hati dan nggak cinta kamu lagi.

Minggu, 20 Desember 2015

Tentang Rumah dan Segala Isinya



Semua orang yang jauh dari tempat kelahiran, pasti suatu saat punya rasa kangen dan pengen pulang. Apalagi kalo di sana ada keluarga yang lagi nunggu kedatangan kita. Huaaaa, sumpah deh, saya pengen pulang. Saya pengen terus deket sama orang tua dan keluarga yang lain. Ngumpul bareng sambil nonton tv adalah ritual yang dijalani setiap habis sholat isya. Semua ngumpul, meskipun tak ada obrolan yang sampai bikin ketawa. Tapi saya menikmatinya. Saya tau nasib akan membawa tubuh ini merantau dan harus meninggalkan orang tua di rumah, setelah tiga bulan nggak bisa pulang akibat kerjaan dan jadwal kuliah, hati saya sakit, diliputi rasa rindu yang begitu mendalam kepada orang tua dan adik-adik di rumah. Tidur saya nggak lagi nyenyak akibat mimpi ketemu mereka. Saya pengen ketemu langsung. Cium tangan dan peluk kedua orang tua saya.

Ya allah, saya berharap, mereka yang saya sayangi selalu dalam lindungan-MU. Pertemukan saya kembali dengan mereka dan melihat senyum yang mengembang ketika melihat anak-anaknya pulang. Meskipun ada libur sebelas hari, saya nggak bisa pulang dan mengobati segala rindu ini, karena diperkuliahan ada UTS yang harus dihadapi, terkutuklah dia yang bikin jadwal UTS ketika saya pengen ngebet pulang. Kesel deh!

Saya masih berharap ada keajaiban, yang bisa membawa tubuh saya langsung ada di rumah. TRING, sampe. Hehehe, ah jadi berharap yang berlebihan ya.
Rumah dan segala isinya adalah surga dunia yang paling nikmat dan patut disyukuri. Kalo manusia dilahirkan tanpa harus capek-capek kerja atau apalah yang mengharuskan tubuhnya jauh dari keluarga, saya yakin deh, pasti bakalan bosen juga. Soalnya kalo setiap hari ngumpul kebosanan bakal mampir juga, cepat atau lambat. 

Untuk itu, rindu tercipta dari jarak yang jauh. Saya sebelum pergi merantau nggak ada perasaan kangen atau sampe nangis-nangis segala akibat pengen ketemu sama orang rumah. Baru setelah saya jauh, saya sadar kalo orang tua dan keluarga adalah segalanya dan penyemangat untuk hidup saya.
Di malam yang dingin ini, semoga mamah dan abah tidur nyenyak dan sehat selalu.


Anakmu selalu kangen.



Peluk dari jauh.
*nangis*