Selasa, 19 Februari 2013

Surat terakhir Untukmu


Entahlah, harus dari mana aku menceritakan ini semua. Yang pasti, aku selalu berusaha menikmatinya. Walaupun hati yang pertama jadi korbannya.
Awalnya kita ngobrol, ketawa-ketawa bareng, kamu ngelempar senyum ke aku, semua terasa biasa nggak ada kesan istimewa disini. Tapi, tiba-tiba seiring berjalannya waktu aku jatuh hati sama kamu. Aku yakin ini bukan jatuh hati pada pandangan pertama, aku yakin itu!
Oke, flashback mungkin bisa menjawab pertanyaan ini, “kenapa aku bisa jatuh hati sama kamu?”. Lalu memory otakku langsung memberi ingatan itu.
Dulu kita pernah se ekskul bareng, ekskul KIR namanya. Emm, itu juga aku belum punya perasaan ini. Mungkin, karena disini suasananya bĂȘte dan kebanyakan anggotanya perempuan, jadi kamu memutuskan untuk keluar dari ekskul KIR dan pindah ke ekskul pramuka. Oke, setelah kamu keluar dari ekskul KIR kenapa aku jadi ngerasa kehilangan sosok kamu. Mungkin awalnya dari sini, aku punya perasaan itu.
Dulu aku iseng merhatiin kamu, ngeliatin kamu dari belakang, perhatiin gerak-gerik kamu sampai sedetail-detailnya.
Nahh, karena kelakuan iseng itu tiba-tiba aku merasakan hal yang berbeda. Rasa dimana aku pernah merasakannya 2 tahun yang lalu. Entahlah, kenapa harus kamu, kenapa harus kamu yang ada disini.
Akibatnya aku suka dengan gerak-gerik  kamu yang cuek, otak kamu yang pintar, dan cara duduk kamu yang paling aku suka.
Sampai sekarang aku masih kepedean bahwa kamu juga mempunyai perasaan yang sama, seperti yang aku rasain sekarang. Tapi, ternyata salah besar. Dimata kamu ada perempuan lain yang kamu suka, setelah aku tau itu hati aku hancur sehancur-hancurnya. Walaupun aku nggak mau pacaran, tapi aku nggak rela kamu jadi milik orang lain. Huhhh.
Dan sekarang aku memutuskan untuk menulis yang terakhir kalinya, tentang kamu! Oke, ini yang terakhir karena ini tidak bisa dilanjutkan lagi. Aku lelah, capek dengan situasi yang selalu menyakitkan hati.
Setikdaknya meskipun ini yang terakhir, aku mencoba untuk menulis puisi untukmu yang berjudul “surat terakhir untukmu”.

Surat terakhir untukmu ini,
Mewakilkan perasaan yang lama terpendam,
Ingatan dulu dan sekarang yang selalu terasa hambar.

Pada hati yang selalu merindukan kamu,
Juga pada jemari kecilku,
Yang tak jemu-jemu menulis puisi tentangmu,
Ya, aku tau itu.

Disetiap batasan senja
Aku selalu mengotak-ngatik kata,
Mencoba dan terus berharap
Menemukan yang terindah

Pada akhirnya, aku lelah..
Aku sudah kehabisan kata-kata
Aku tidak bisa merangkai kata lagi untukmu
Karenamu  yang selalu mengabaikanku.

Kemudian, aku menyadarinya.
Memutuskan untuk pergi dan berpaling,
Berharap ada yang menolongku disini..
Sakit, perih itu sedang aku rasakan..

Oke, ini yang terakhir..
Aku muak dengan perasaan ini,
Aku lelah melihat suasana disini..
Ini surat terakhir untukmu,
Kecil, dan tidak berarti.

Terimakasih aku ucapkan, karena kamu udah hadir di kehidupan aku. Walau pada akhirnya aku terjatuh dalam luka perih ini. Meskipun kamu nggak tau tulisanku ini, setidaknya orang-orang yang membaca blog ini tau kalo aku pernah jatuh hati sama kamu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar