Kamu semakin menjauh dariku. Dan tanpa aku sadari, diam-diam
kamu memilih untuk pergi. Aku tak habis fikir, kenapa? Padahal, kita telah
sama-sama mewarnai hari, bulan, sampai tahun dengan semua hal yang membuat
senyum mengembang di bibir kita. Sungguh, aku tak menyesal jika kamu
memilih untuk pergi. Yang aku sesali, tentu saja telah mengenalmu sejauh ini.
Disuatu siang yang panas, sepulang sekolah, mataku menyapu
kesegala sisi halaman sekolah untuk segera menemukanmu. Dan kamu sedang berada disana,
sedang duduk ditaman sembari menyeruput es kopi kesukaanmu, dan memang itu
kesukaanku juga. Beruntung, kamu sedang sendirian. Membuatku melangkah dengan
pasti untuk berbicara padamu secara empat mata. "kenapa?" bibirku
hanya bisa mengucapkan kenapa, dan tak ada kata-kata yang bisa di ucapkan
selain itu. Lidahku tiba-tiba kelu. Akibat terlalu sakitnya hati ini. Tapi,
detik ini aku akan mengetahui alasannya kenapa kamu memilih untuk pergi
meninggalkanku. Iya, detik ini juga akan aku bunuh rasa sakit hati ini. Dan...
Sorot matanya yang hangat menorobos hingga ke dalam jiwaku. Bibirnya mulai
bersuara "Maafkan aku, aku tak bermaksud untuk meninggalkanmu apalagi
sampai menyakiti hatimu. Tapi, aku pergi memang sudah pilihan hati. Terimakasih
atas semua warna yang telah kamu berikan disetiap hari-hariku. Dan tak bisa aku
pungkiri, bahwa aku sayang kamu."
Aku selalu gemetar ketika dia sudah mengatakan kalimat
"aku sayang kamu" langsung dari bibirnya sendiri. Aku bernapas
panjang, berusaha tenang dan menyembunyikan perasaan kecewa dirongga dada. Aku
diam sesaat, menunggu jawabannya yang bisa diterima secara akal logika. Dan
kamu mengerti maksudku, dengan menjelaskan semuanya lagi secara lebih rinci,
"Iya, aku tau kamu juga sayang aku. Tapi, ketahuilah, rasa sayang ini
belum halal karena kita belum terikat kedalam suatu ikatan yang suci. Untuk
itu, aku memilih untuk pergi karena aku tak mau mengotori hati ini dengan
terjerumus ke dalam ikatan yg disebut 'pacaran' yang hanya akan membuat hati
kita menjadi keras karena selalu melakukan perbuatan zina kecil seperti : zina
mata, tangan, telinga, mulut, hati dan panca indra lainnya. Kamu percaya kalo
jodoh tak akan kemana? Iya, itu alasannya. Dan aku harap kamu mengerti. Biarlah
cinta ini kita simpan dalam hati sampa ia benar-benar layak untuk kita nikmati
dan kelak bisa di pertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT."
Meneteslah air mataku ketika mendengar semua penjelasan yang
keluar dari bibirmu. Membuat mataku sadar dan terbelalak hebat! Dan aku
mengerti, kenapa kamu memilih untuk pergi. Karena ini kebaikan untuk kita, agar
tidak sampai terjerumus lebih jauh ke dalam perbuatan zina. Detik itu juga, aku
melepaskanmu. Kita sama-sama melepaskan hati yang kotor karena sudah terjerumus
ke dalam ikatan pacaran. Tak ada lagi luka yang tertinggal karena semua sudah
jelas. Aku sungguh mengerti kenapa kamu memilih untuk pergi. Makasih ya Allah
telah menyadarkanku lewat orang yang aku sayangi. Dan aku terus berusaha
menjaga mata dan hati ini agar tetap berada dijalanmu, memperdalam ajaran
agamaku sendiri, islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar