Selasa, 26 Januari 2016

Mencari Pagi



Pagi yang tak aku harapkan kini hadir dengan wangi khas matahari
Membuatku mual dalam mimpi yang terjaga
Tak ada cahaya menyapa dari jendela 

Atau ia enggan menghangatkan tubuhku lagi
Sebab kini yang tersisa hanya keluhan panjang
Tanpa ada lagi harapan.

Jiwa ini seperti ingin lari dari pemiliknya
Hanya karena ia tak tahu harus berapa lama lagi menanggung nasib berbaik hati

Untuk sekedar menggeserkan bibir agar tersenyum
Merubah wajah yang muram
Dan melangkahkan kaki tanpa hambatan

Ku mencari pagi yang dulu selalu membuatku jatuh cinta
Dengan kehangatannya yang membangunkan tubuhku
Dari mimpi buruk
Yang menyapaku dengan cahaya yang masuk lewat celah jendela tanpa harus aku tahu dan tersadar olehnya
Dan selalu meyuguhkan harapan tanpa imbalan apa-apa.

Senin, 25 Januari 2016

Gemetar ini Milikmu



Gemetar ini milikmu
Tanpa harus ku jelaskan lewat kata-kata


Seluruh puisi yang aku buat ingin selalu menyebut namamu
Tanpa harus ku perlihatkan isi hati yang sebenarnya


Ke mana lagi aku harus menenangkan jantung ini ketika suaramu begitu dekat dengan telingaku
Aku ingin berlari dan menghilangkan debar yang terlalu cepat sampai aku tak sadarkan diri

Apakah tadi aku berbicara secara benar atau hanya meracau?
Aku seperti terbang entah ke mana
Saat kusadari sebelas menit yang lalu adalah nyata

Jiwaku bagaikan disirami bunga kebahagiaan ratusan kilogram
Betapa berat bahagia ini, sampai aku tak tahu harus dibuang ke mana.

Kamu masih racun bagiku
Yang sudah melumpuhkan segala kesedihan dan kebahagiaan sekaligus.

Senin, 18 Januari 2016

Yang tepat kamu atau waktu?



kamu datang di saat saya lagi kangen-kangennya. Apa itu yang disebut dengan datang pada waktu yang  tepat? Saya nggak tau jawabannya. Tapi yang saya rasain waktu kamu ada adalah bahagia luar biasa. Tubuh ini berasa terbang ke langit, dipeluk angin sampe  menggigil. Dan ketika saya sadar kalo tubuh ini masih ada di bumi, saya bener-bener tau apa itu surga. Kamu bisa bikin saya sebahagia ini. Tapi dilain waktu, kamu bisa bikin saya terpuruk, sedih dan gelisah berkali-kali.

Kalo kamu tau rasa ini masih ada dan masih sama 3 tahun yang lalu, apa kamu akan peduli?
Saya nggak pinter-pinter buat ngelupain kamu. Padahal semenjak kamu lulus SMA kita nggak pernah ketemu lagi kan, bisa dibayangin dong betapa berat kangen yang saya pikul. Saya nggak tau caranya biar bisa cepet lupain kamu. Dan sialnya, ketika saya belajar untuk ngelupain kamu saat itu pula isi kepala saya penuh dengan bayangan kamu. Muak rasanya kalo dibiarin terus menerus kaya gini.

Kamu pikir saya bisa fokus ngejalanin aktivitas selama 24 jam. Dari tidur dan tidur lagi, percaya atau nggak kamu selalu ada di pikiran saya. Berlebihan banget jadi orang kaya saya. Itu karena saya setia. Hahaha. Semoga malem ini kamu nggak hadir di mimpi saya lagi ya! Kalo keseringan hadir nanti saya malah jadi bosen dan nggak kangen kamu lagi.

Saya pengen bacain puisi dihadapan kamu. Meskipun nanti  ini nggak akan terjadi. Tapi semoga kamu tau, kamu adalah puisi saya yang sering ditulis. Kamu ada di mana-mana. Saya nggak mampu menghapus semuanya. Biarlah itu akan jadi kenangan dan dihapus oleh kepikunan saya.


Kalo kamu baca ini suatu hari  nanti, jangan percaya sama tulisan ini ya. Mungkin saya udah pindah ke lain hati dan nggak cinta kamu lagi.