Aku merindukan aksara yang terpatri gagah
Yang telah disatukan sedemikian rupanya
Menjadi sebuah sajak atau puisi yang indah
Diam-diam ada rindu di pena itu
Pantas saja ia menggebu
Ah, tolonglah aku!
Lagi-lagi aku menuliskan puisi untukmu
Aku dan kamu!
Kenapa kita tidak bisa menjadi kita?
Hanya kita, untuk kita!
Ya tuhan..
Cekik leherku, sadarkan hatiku.
Bahwa kenyataan telah mengatakan:
Kamu sudah menjadi kita dengannya.
Bukan denganku!
Makasih buat senyum manisnya kk :)))
BalasHapus