Jumat, 30 Agustus 2013

Perihal Rindu.

Aku mencoba menebak-nebak kapan aku gila, Kapan aku mengenal rindu juga kapan aku mencintaimu. Entah, tiba-tiba saja aku terkena penyakit amnesia. Aku lupa!
Dadaku membentang luas menjelaskan tentang perasaan. Ah, perasaan yang mana? Aku lupa!

Perihal rindu, ingin sekali aku membunuhnya supaya dia benar-benar sekarat dan mati saja
"kau kejam!" Kata rindu
Tapi, rindu lebih kejam karena selalu merenggut paksa setiap hembusan napasku ; dengan mengingatmu yang bukan milikku.

Apa kamu bisa menjelaskan tentang perasaan ini?
Setidaknya ada jawaban yang bisa membuat jiwa ini pulih.
Aku mencoba diam dan tak peduli. Tapi, semakin aku diam, semakin aku tak peduli, aku tersiksa oleh perasaan ini.
Tanganku menengadah, mencoba berdo'a agar perasaan ini di hukum mati saja.
Mataku selalu menjelma hujan disaat-saat seperti ini. Aku benci.

Duh, sepertinya aku sudah gila.
Tapi, apa iya aku ini gila.
Jika memang iya, coba kamu eja tiga kata ini pelan-pelan : AKU RINDU KAMU.
Aku harap, kamu membacanya
Dengan sebatang senyuman manis yang tersungging dari bibirmu.
Tak apa jika aku gila karena rindu
Tidak ada yang salah, bukan?
Ah, coba saja rindu ini uang. Mungkin, aku sudah kaya raya!

Di pojok-pojok lembaran, kamu akan menemukan kata yang dibaca dari belakang. Aku harap, kamu tidak salah membacanya: AKU-CINTA-KAMU.

Senin, 26 Agustus 2013

Semua Itu Hanya Mimpi.

Senja datang lagi. Seperti biasa, aku selalu menyambutnya diberanda rumah, ditemani secangkir kopi hangat rasa favorit. Mataku mengadah ke langit angkasa. Semburat jingga bertebaran dimana-mana. Awan berarak dengan rapih, menyelubungi rembulan yang baru saja memperlihatkan sepenggal wajahnya. Dan aku selalu diam terpaku didalamnya.

Suara langkah kaki terdengar mendekat. Mendekat duduk disampingku. Mata itu kini sedang menatapku. Bola matanya yang aku suka menerobos hingga terasa didada. Nafasku tertahan, tak percaya. Lalu, bibirnya menyunggingkan senyum. Manis sekali. Ya tuhaaaan... Orang yang aku sayangi sedang bersamaku. Menemaniku dibawah langit senja. Aku yakin, kini senja tersenyum melihatku bahagia. Sungguh senja yang sempurna!
Beberapa menit telah berlalu. Kita masih diam. Menatap satu sama lain dan sibuk mengemasi perasaan masing-masing. Tak ada kata yang terucap dari bibir kita. Namun, mata telah mewakili sejuta kata yang ada. Kita mengerti bahasa diam.

"heeeiiii..." suara gagahmu menyadarkanku. "tenang saja. Aku akan disini. Menemanimu dibawah langit senja. Itu yang paling kamu suka, kan?" matamu menghujam dimataku.
"terimakasih, pasti sekarang senja cemburu melihat kita berdua. Biarlah senja ini akan menjadi saksi bahwa aku bahagia. Bahagia bersamamu." kataku ceria.
"pasti!" tanganmu memegang erat tanganku. Setelah itu, kita diam lagi. Dalam hati. Aku menikmati suasana ini. Saat mata itu menatap. Saat suaranya yang gagah menemani kesepianku. Saat tangan itu menggenggam erat menenangkanku. Aku rekam semuanya dalam memori otak. Takkan pernah aku lupa. Disinilah nanti aku akan merindukannya.
Seperti kerinduan gelombang pada angin, seperti kerinduan rembulan pada kegelapan malam dan seperti kerinduan langit pagi pada matahari. Seketika, senja menjelma sangat perkasa dan malam begitu ringkih untuk menaklukannya. "aku tak akan meninggalkanmu" bisikmu saat itu. Aku hanya tersenyum. Dan tanganmu lebih erat lagi menggenggam tanganku.

BRUKKKK! Badanku terjatuh dari atas ranjang. Setengah tersadar aku bangkit dengan tangan berpegangan pada sisi ranjang itu. Pinggangku terasa sakit. "hooaaaam" aku menggeliat malas. Mengingat-ngingat sesuatu yang indah. Seketika, aku bangkit. Mataku mengerjap dan sudah sepenuhnya terjaga. Aku mengepal 2 tanganku. Melemparkan tinjuanku ke udara. "AAAAAAAAAAHHHH" Aku menjerit, suaraku terdengar parau menggema dilangit-langit kamar. Semua itu hanya mimpi. Saat itu juga, hujan deras ada di kedua mataku.

Minggu, 25 Agustus 2013

Diluar Jendela Sana.

Riuhnya hujan, mungkin sama seperti riuhnya hatiku, saat ingat kamu.
Entahlah, aku mendefinisikannya seperti itu.

Diluar jendela sana,
milyaran molekul air berjatuhan, ingin diperhatikan.
Tapi, aku terlalu sibuk menenangkan rindu yang semakin menderu.
Dan... Tak henti-hentinya terus mengganggu. Terus menggebu.
Hanya ingin menginginkan wajah yang satu, yaitu temu. Hanya sesederhana itu!

Semakin lama,
rindu ini beranak pinak memenuhi memory otak. Dan tentu saja dada semakin sesak.

Rindu kepada siapa? Untuk siapa? Dan siapa-siapa lainnya?
Iya, rindu ini untuk satu nama, kamu!


Diluar jendela sana,
hujan tak kunjung reda,
aku masih setia menunggunya..
Toh, aku rasa tidak selama aku menunggu hati kamu berpaling hanya untukku. Hanya milikku.





Puisi ini aku buat ketika hujan turun :)

Hidup Untuk Gelap.

Sunyi jika gelap datang,
hening juga beranjak dikesunyian..
Logika otak terhalang gelap..
Sedikit cahaya sinar hati.

Merangkak untuk jalan berliku,
meraba menyusuri jalan,
menapaki jalan bagai bertongkat..
Hanya untuk menuju cahaya.

Cahaya... Cahaya...
Apa hanya aku yang akan melihatnya? Atau apa hanya aku yang merasakan hangatnya?
Ku tak melihat, tapi mata batinku merasakan adanya cahaya.

Logika ku terhalang,
mata batinku berjalan,
ku berfikir, bahwa gelap telah memakan semua cahaya.

Gelap membuatku merasa takut. Merasa hanya ada aku, tongkat, dan gelap.

Tapi kusadar kehendak tuhan,
tuhan selalu merangkulku walau dengan gelap. Takdir tuhan tak bisa di tolak.

Terimakasih, tuhan..
Engkau masih memberikanku kesempatan untuk melihat gelap.

Puisi karya, Emma Mulyasari. Teman seperjuangan!

Jumat, 23 Agustus 2013

Beberapa Hal yang Perlu Kamu Tau!



Ada beberapa hal yang perlu kamu tau. Tentang perasaan yang sedang kumiliki saat ini. Tentang ungkapan-ungkapan yang sulit aku mengerti sendiri. Tentang aku dan kamu yang tidak akan pernah menjadi kita. Aku mengenalmu dengan sederhana. Sesederhana aku menyeduh kopi rasa favorit setiap pagi. Iya, aku ingat! Berawal dari kopi. Aku ingin mengenalmu lebih dalam lagi. Karena aku suka dengan bola matamu yang seperti kopi : hitam pekat tapi hangat.
Tidak bisa aku pungkiri, bahwa aku bisa merasakan jantung ini lebih cepat berdetak setiap wajahmu ada dihadapanku. Aku bisa merasakan bagaimana lutut ini goyah saat senyuman manis mengembang dibibirmu.
Aku memilih menyepi. Membenci. Dan mengutuk diri sendiri karena aku terlalu rindu padamu. Dan aku tau, rindu ini tak akan terbalaskan walaupun aku merengek di depanmu. Bukannya benar begitu? Kamu bisa meminta senyuman manisku kapanpun kamu mau. Kamu bisa meminta telingaku untuk mendengar keluhanmu. Kamu bisa meminta bibirku untuk memberikan saran terbaik untukmu. Kamu bisa meminta tanganku untuk membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari senja dan membuat harimu lebih berwarna. Jadi, apakah kamu masih tidak bisa merindukanku?
Aku tidak punya alasan mengapa aku sampai sejauh ini ingin mengenalmu lebih dalam lagi. Walaupun pada akhirnya, aku terluka oleh kelakuanku sendiri. Kamu mencintainya? Orang berparas manis itu telah mencuri hatimu. Sungguh! Aku cemburu. Tapi, apakah aku mempunyai hak untuk cemburu padamu? Ah, aku benci!
Aku ingin sepertimu yang bahagia karena tidak mencintaiku. Aku ingin sepertimu yang tidak usah repot-repot mengemasi dan memulihkan rindu ini sendiri.
Menunggumu yang sulit kuraih, walau hanya dengan memandangmu dari jauh. Ketika akhirnya, suatu hari, kamu menyapaku lebih dulu, kamu tau, betapa senangnya hatiku. Sungguh, aku berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil yang bahagia karena mempunyai banyak permen dan coklat.
Biarlah...
Biarlah, aku menikmati perasaan ini sampai ia benar-benar bosan dan tahu diri.
Biarlah, aku simpan perasaan ini sampai ia diam-diam menikam dan menyakiti diriku sendiri. Dan akhirnya mati.
Aku lelah dengan semua ini. Lelah karena setiap malam yang kulakukan hanyalah berbicara pada langit-langit kamar bahwa aku merindukannya. Dan aku selalu bertanya, apakah dia juga merindukanku? Tidak ada jawaban. Hening. Dan lagi-lagi, aku mengutuk diriku sendiri.
Karenanya, aku ingin berterus terang padamu. Hanya ingin memastikan bahwa aku tidak gila karena terlalu banyak merindu. Aku mencintaimu.

Kamis, 22 Agustus 2013

Jatuh Cinta Diam-diam.

Kamu pernah ngalamin yang namanya jatuh cinta diam-diam? Aku pernah, sering malah. Setiap kali aku jatuh cinta, pasti aku selalu diam-diam. Menikmati perasaan itu sendirian tanpa ada orang yang tau. Sakit memang, tapi, yaa... Mau bagaimana lagi? Menurutku pribadi, jatuh cinta diam-diam itu menyenangkan. Imajinasi jadi tambah liar tak terkendali walau pada akhirnya imajinasi itu tak berarti untuk aku nikmati. Aku lebih memilih jatuh cinta diam-diam, dari pada harus jatuh cinta secara blak-blakan. Menurutku, itu hanya bikin semua orang yang deket sama kita jadi ngga nyaman. Aku menikmati ketika sedang jatuh cinta diam-diam.
Menikmati setiap gerak-gerik dia dari belakang. Menikmati senyuman manis dia walaupun itu ditunjukan bukan untukku. Dan pada akhirnya, jatuh cinta diam-diam itu akan mengalami kebosanan total. Karena orang yang kita sukai ngga pernah sadar bahwa ada seseorang yang mencintainya. Sehingga, dari situlah, luka-luka mulai ada dan mengerak karena tak pernah terjamah. Lalu, perasaan itu akan pergi seiring lelahnya hati karena selalu berharap setiap hari. Jatuh cinta diam-diam hanya bisa melahirkan do'a-do'a mujarab untuk menyembuhkan luka hatinya sendiri. Harapan-harapan yang dulu, sedikit-sedikit akan hilang walaupun pada akhirnya lukalah yang terus bersemayam disana.

Selasa, 20 Agustus 2013

Kembali ke Sekolah!

Oke. Hari ini hari pertama masuk sekolah setelah beberapa hari libur panjang. Jujur, rasanya males banget untuk pergi ke sekolah. Biasanya kalo lagi liburan, pagi-pagi setelah sholat shubuh aku melanjutkan tidur lagi sampe siang, setelah itu sarapan. Itulah caranya menikmati liburan. Tapi, kali ini pagi-pagi harus mandi dan siap-siap untuk kembali ke aktivitas yang monoton: sekolah. Yaa.. Setidaknya dengan sekolah, aku bisa merasakan sensasi mandi pagi lagi. Selama liburan, boro-boro aku mandi pagi. Yang ada malah mandi ikutan libur juga. Kenapa, sih? Mandi aja malesnya minta ampun. Padahal, itu buat kesehatan sendiri. Huhuhu aku benci pertanyaan ini.

Disekolah. Aku berharap bertemu dengan wajah itu. Wajah yang nggak terlalu ganteng tapi bikin rindu. Karena sudah lama tidak bertemu.Tapi... Allah tidak mengijinkanku untuk bertemu dengan wajah yang selalu ada dialam mimpi itu. Padahal, rindu ini sudah sesak. Aku muak! Yaaa.. Mau dikata apa? Manusia hanya berencana dan semuanya Allah yang menentukan. Aku ikhlas. Semoga besok aku bisa bertemu supaya rindu ini pulih.

Oh, ya.. Sekarang aku pergi ke sekolahnya naik sepeda lohh! Udah ngga dianterin lagi hehe. Aku malu. Soalnya baru pertama kali bawa sepeda kesekolah. Semoga lama-lama aku sudah terbiasa dengan ini semua. 

Kamis, 08 Agustus 2013

Selamat Lebaran, kamu!

Yeee... Akhirnya Lebaran jatuh di tanggal 8 agustus, hari rabu tahun 2013. Setelah sebelumnya dibikin galau oleh sidang isbat yang membingungkan. Sebenernya aku juga bingung, kalo lebaran jatuh di tanggal 8, berarti menjalankan ibadah puasa hanya 29 hari. Ahh, entahlah! Kalo pun ini salah. Pasti dosa nya di tanggung oleh pemerintah.
Lebaran kali ini ngga ada yang istimewa. Secara kakak-kakak ku tidak pulang kerumah. Sedih! Iya, dari semalem aku udah di suguhkan oleh rasa sedih yang berkepanjangan. Gara-gara stalking timeline twitter orang yang lagi aku suka. Dia mentionan sama cewe yang aku juga ngga tau itu siapa. Tapi, dari cara dia aku tau dia punya rasa. Entah itu cinta atau sayang. Sumpah, demi apapun aku cemburu. Sampe-sampe badan ku lemes, pikiran kacau balau! Ya ampun.. Sampe segitunya! Dan pada akhirnya, rasa ini telah melukai hati ku sendiri. Sebenernya aku ngga pantes berbuat seperti ini. Sedih hanya karna dia. Toh, dia bukan siapa-siapa dan ngga pernah nganggep aku ada.
Dia bisa kirim mention buat orang lain. Tapi, buat aku ngga pernah! Demi apapun, aku ngga tahaaan.. Kenapa bisa aku sayang sama orang yang cuman bisa bikin aku sakit hati! Iya, aku tau, aku harus ngelupain dia. Tapi, sungguh.. Semakin aku berusaha melupakan, semakin kuat pula aku ingat. Aah.. Aku paling benci kalo udah kaya gini!

Besoknya, aku minal aidzinan dari rumah ke rumah. Sampai pada akhirnya... Aku salaman sama mantan. Duh, sumpah.. Ngga nyangka. Setelah 2 tahun ngga ketemu. Waktu itu aku jadian sama dia cuma sehari aja. Karena aku sadar, dalam islam ngga ada yang namanya pacaran. Tapi.. Tunggu dulu! Apa dia pantes aku sebut mantan? Hehehe entahlah.
Selamat lebaran kamu! Iya, kamu yang sedang bersemayam di hati ini. Semoga aku bisa menghapus bayangan kamu dalam memory hati. Kalo ngga, aku bisa desprete! Huhuhu

Rabu, 07 Agustus 2013

Bulan Ramadhan Tahun Ini.


Assalamu'alaikum... Gimana dengan puasanya? Banyak yang bolong, kah? Kalo perempuan yaa wajar kan tiap bulan nya ada halangan. Nahh, kalo cowo puasanya bolong itu harus di pertanyakan hehehe..
Sebenernya aku sedih karena bulan ramadhan akan berakhir. Bukan aku aja yang sedih, kata Allah, langit dan bumi pun ikut bersedih ketika bulan ramadhan akan beranjak pergi. Puasa tahun ini aku tau aku ngga maksimal dalam memperbanyak ibadah. Yang ada aku terlalu sibuk dengan urusan dunia. Duh, sebenernya dari dulu selalu punya target untuk khatam al-Qur'an dibulan ramadhan. Tapi, lagi-lagi target itu ngga pernah tercapai. Kenapa? Karena setiap lagi giat-giatnya membaca al-Qur'an, aku ke datangan tamu berjubah merah (baca : menstruasi). Dan setiap aku datang bulan itu lamanya bukan main.. Maksimal Sampe dua mingguan gitu. Jadi? Yaa.. Mau bagaimana lagi. Mungkin suatu saat aku bisa mengkhatamkan al-Qur'an di bulan ramadhan berikutnya. Itupun jika Allah menghendaki aku masih hidup di dunia. Soal umur, siapa yang tau, sih? Mungkin aja aku duluan yang di panggil sama Allah dari pada orang tuaku. Ahh, semoga Allah memberi kesempatan kepadaku untuk membahagiakan kedua orang tuaku sebelum salah satu dari kami dipanggil untuk menghadapNYA. Aamiin..
Tetep semangat untuk menjalankan perintah Allah, yaa.. Walaupun banyak godaan dari syetan yang terkutuk! Semoga aku, kamu, kita dan mereka semua yang beragama islam termasuk orang-orang yang selamat dan selalu dilindungi oleh Allah SWT. Aaamiin oh, ya.. Besok udah lebaran, nih.. Mohon Maaf lahir dan batin, ya! Aaaah, pokoknya aku bakal kangen sekangen kangennya sama bulan ramadhan. Duh, jadi sedih nih!

Untuk yang kedua kalinya!


Kemarin ceritanya aku lagi tiduran. Maklum, kalo libur sekolah ya kerjaannya tiduran muluk! Nahh, waktu udah menunjukan pukul 4 sore. Tapi, lagi-lagi aku belum bisa move on dari kasur. Sampai pada akhirnya, handphone yang tergeletak manja disebelahku itu berbunyi. Tanda sms masuk. Ahh, aku pikir itu pasti sms dari operator. Biarin ajalah! Karena rasa penasaranku membuncah, jadi sms itu aku buka aja. Dan... Taraaaaa.. Sms itu dari Kak Arie, katanya dia sekarang ada di depan rumah aku. Buseeet.. Aku panik bukan main! Yaiyalah, orang muka aku aja masih khas baru bangun tidur. Mana ini aku lagi pake kaos oblong sama kolor aja lagi. Mampus! Aku langsung buru-buru buka lemari untuk ganti baju. Pake rok, baju panjang dan jilbab seadannya. Dan ngga lupa aku pake kaos kaki. Masalahnya ini aurat! Yaudah, abis itu dengan perasaan deg-degan yang luar biasa, aku keluar kamar dengan lunglai. Dan ternyata benar! Kak Arie ada di depan rumah sama kak tewe orang yang lagi aku suka. Duh, aku mengutuk diri sendiri. Ada apasih, kok tumben ke rumah, pertanyaan itu sedang menggelayut di kepalaku.

Aku samperin mereka berdua yang lagi duduk disepeda masing-masing. Sebagai orang yang kaku, aku cuman bisa senyum ke mereka. "Yu, gowes yuk! Ini amanah dari Hanifah katanya kamu harus ikut!" kak Ari ngajak aku gowes. Hahh? Gila, baru bangun tidur udah diajak yang capek-capek! "Gowes? Ahh, nanti aku pikir-pikir dulu." "Kamu mah lama mikir, yu! Ayo kata Arie mau gowes ngga?" kali ini kak tewe bikin aku tambah kaku. "Aku baru bangun tidur, belum sepenuhnya sadar juga. Yaudah aku mau ikut. Tapi, kalian duluan aja. Nanti aku nyusul. Ketemuan dimana gitu.. Lagian, aku belum sholat ashar juga" "Tuh, sholat coba tew" kak Arie mulai ngeledek kak tewe, aku disitu cuman ketawa aja liat kelakuan mereka berdua. "kamu juga sholat coba, rie!" kak tewe ngga mau kalah. "Yaudah, kalian duluan aja sana. Nanti kita smsan ya, janjian dimana!" "oh, yaudah yu.. Nanti kita ketemuan aja di indomaret depan rumah sakit" aku langsung mengangguk tanda setuju. Dan memperhatikan mereka yang sudah beranjak pergi dari tempatku berdiri.

Setelah setengah jam aku siap untuk gowes dan menyusul kak arie dan kak tewe ditempat yg sudah dijanjikan.

"Mau kemana?" kataku kepada kak Arie. "Ke Alun-alun nyusul Hanifah" aku, kak Arie dan Kak Tewe berangkat menuju alun-alun. Lumayan jauh sih. Tapi... Aku seneng! Diperjalanan, kadang aku ngobrol sama kak Arie. Kadang juga ngobrol sama kak Tewe. Lebih banyak ngobrol sama kak Tewe sih sebenernya hehe. Di Alun-alun udah ada hanifah sama Melva, aku langsung nyamperin mereka yang lagi duduk di sepedanya masing-masing. Biasa, istirahat dulu sebentar sebelum memulai perjalan lagi. Aku liat jam, udah pukul 17.15, waahh alamat buka puasa dijalan inimah.

Karena waktu udah mepet. Kita memulai perjalanan lagi, yang aku juga ngga tau mau kemana. Maklum, disinikan aku cuman ikut-ikutan aja. Tiba-tiba, baru setengah perjalan hanifah berhenti dan katanya dadanya sakit. Aku panik. Semua juga ikutan panik. Muka Hanifah udah pucet. Tapi, dia mau ngelanjutin perjalanan lagi. Yaudah, apa boleh buat! Waahh.. Disini senja nya bagus banget. Kak tewe dan Hanifah juga bilang gitu. Aku naik sepeda meninggalkan mereka ngga jauh dari tempat aku duduk. Untuk menikmati senja sendirian. Karena dibalik senja, selalu ada cerita. Uuhh.. Indahnya.. Karena lima menit lagi udah mau buka puasa. Kita mencari warung untuk membatalkan puasa. Iya, kita buka puasa sama es kelapa muda. Aku ngga akan pernah lupain kejadian ini. Aku rekam setiap incinya di memory otak. Setelah semua puas dengan es kelapa mudanya. Kita pulang! Dijalan hanifah ketinggalan muluk. Katanya dia lemes. Terpaksa aku nungguin dia supaya pulangnya bareng-bareng. Tapi, kata dia duluan aja. Yaudah.. aku, kak Arie dan kak Tewe duluan pulang karena rumah kita yang paling jauh. Udah hampir jam 18.25, kak tewe ngajak aku dan kak Arie ke masjid untuk sholat maghrib. Setelah selesai sholat, kita lanjutin perjalanan untuk pulang. Tapi, tiba-tiba aja kak Arie nyuruh aku dan kak Tewe pulang duluan karena dia pengen mampir ke warung untuk makan. Ahh, jadi? Aku bakal pulang berdua sama kak Tewe. Astaghfirullah, mana ini udah hampir isya. Dan... Aku beneran pulang berdua sama Kak Tewe. Dijalanpun, kita kebanyakan diem dari pada ngobrol. Entah kenapa, aku menikmati suasana saat pulang bareng berdua sama kak Tewe. Sampai pada akhirnya, aku berasa mimpi. Aaaaak~ seneng banget deh pokoknya! Berarti, ini udah yang ke dua kali aku gowes bareng sama kak Tewe. HAVE FUN!!!

Senin, 05 Agustus 2013

KITA

Puisi ini aku buat ketika masih kelas 10. Iya, berarti sudah 1 tahun yang lalu. Dan aku persembahkan untuk kelas X.5 yang sudah 1 tahun bersama. Aku kangen suasana di kelas X.5. Walaupun kata guru-guru, anak-anaknya pada bandel, ngga bisa diatur! Ah, menurutku itu biasa, karena namanya juga anak baru gede, yang lagi bandel-bandelnya. Pokoknya suasana kelas X.5 itu pecaaaahh! Ngga pernah bosen deh pokoknya. Secara gitu ya, anak-anaknya kan gokil-gokil hehehe. 
Dan inilah puisinya, yang aku beri judul "kita":

Kita adalah sederhana..
Suatu kata yang didalamnya ada aku, kamu, dan yang lainnya...

Kamu ingat?

Dulu kita diam tak banyak bicara..
Disini,
ditempat ini.
Dan waktulah yang menjadi saksinya..

Sesekali kita rangkai kata "cinta", untuk sebuah alasan yang tak terjabar logika.

Yang aku tahu, ternyata semua pribadi itu unik.
Aku, kamu, dan yang lainnya..
Kita terima sebagai saudara 1 paket utuh.

Perjalanan macam apa lagi yang kita butuhkan? Duka, tawa, senyum, dan air mata telah kita rasakan.


Percayalah, duniapun ikut tersenyum melihatnya.

Melihat kita.
Jangan paksa aku untuk menjadi mereka, yang aku mau "kita" adalah satu!


I miss so much Selimut, sepuluh lima imut :* 

Minggu, 04 Agustus 2013

Dalam Hidup. Semua Selalu Ada Pertamanya.




Pertama bayi lahir kedunia ini dengan menangis. Pertama para ibu menggendong anaknya yang lahir dengan perasaan yang bahagia luar biasa. Pertama anak itu belajar merangkak lalu dia sampai bisa berjalan. Entahlah, soal itu-itu aku tak ingat. Yang aku ingat, ketika aku pertama bisa menulis. Menulis huruf alfabet dan membacanya. Saking senangnya, aku menulis dimana saja. Aku pernah menulis di tembok dengan batu bata merah. Tapi, aku heran. Kenapa mamah yang melihatku mencorat-coret tembok diam saja. Harusnyakan dia marah. Ah, mungkin waktu itu aku masih terlalu kecil. Aku juga pernah menulis ditanah, menulis dengan tanganku sendiri. Sehingga, pasir masuk ke dalam kuku-kuku ku. Sudah pasti, karena waktu masih kecil, aku tak suka kuku-kuku ku dipotong. Yaaa.. Walaupun pada akhirnya mamah merayuku dengan permen dan coklat. Supaya aku mau dipotong kukunya oleh alat pemotong kuku, yang menurutku saat itu mengerikan. Entah, kenapa aku memfonisnya seperti itu. Aku lupa. Aku tidak ingat kenapa aku menganggap alat pemotong kuku itu mengerikan. Padahal ia tidak menyakiti.

Pertama aku masuk SD yang diantarkan oleh abah pakai sepeda. Iya, aku ingat! Dan pada akhirnya... Waktu terlalu cepat berlalu. Tiba-tiba saja aku sudah masuk SMP. Yang katanya SMP itu favorit. Mangkanya tak heran jika yang mendaftar banyak dan harus di tes dulu. Aku termasuk orang-orang yang beruntung karena lulus tes. Sehingga, aku diterima di SMP itu. Tentu saja, abah bangga padaku. Waah... Ternyata saat itu juga aku mengalami pertama kali jatuh cinta. Iya, jatuh cinta yang katanya berjuta rasanya. Dan pada akhirnya aku patah hati karena dia sudah ada yang punya. Tahun terus berdetik hingga abadpun berganti. Aku sudah SMA. Dan pertama kali aku masuk SMA rasanya berbeda. Aku merasa sudah melihat dunia yang sebenarnya. Lebih banyak yang pahit dari pada yang manis. Bukannya, hidup itu butuh perjuangan? Siapa yang menanam dia yang menuai. Walaupun sesederhananya hidup itu untuk mati.

Sebenarnya masih banyak pertama-pertama dalam hidupku yang lain. Jika di tulis pun. Aku akan menghabiskan 1 buku. Waah.. Bisa juga tuh di jadikan novel. Hehehe bercanda kok! Sama akumah jangan dibikin serius. Nanti kalo serius terus, matinya sambil hormat, kamu!