Minggu, 25 Agustus 2013

Diluar Jendela Sana.

Riuhnya hujan, mungkin sama seperti riuhnya hatiku, saat ingat kamu.
Entahlah, aku mendefinisikannya seperti itu.

Diluar jendela sana,
milyaran molekul air berjatuhan, ingin diperhatikan.
Tapi, aku terlalu sibuk menenangkan rindu yang semakin menderu.
Dan... Tak henti-hentinya terus mengganggu. Terus menggebu.
Hanya ingin menginginkan wajah yang satu, yaitu temu. Hanya sesederhana itu!

Semakin lama,
rindu ini beranak pinak memenuhi memory otak. Dan tentu saja dada semakin sesak.

Rindu kepada siapa? Untuk siapa? Dan siapa-siapa lainnya?
Iya, rindu ini untuk satu nama, kamu!


Diluar jendela sana,
hujan tak kunjung reda,
aku masih setia menunggunya..
Toh, aku rasa tidak selama aku menunggu hati kamu berpaling hanya untukku. Hanya milikku.





Puisi ini aku buat ketika hujan turun :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar