Minggu, 04 Agustus 2013

Dalam Hidup. Semua Selalu Ada Pertamanya.




Pertama bayi lahir kedunia ini dengan menangis. Pertama para ibu menggendong anaknya yang lahir dengan perasaan yang bahagia luar biasa. Pertama anak itu belajar merangkak lalu dia sampai bisa berjalan. Entahlah, soal itu-itu aku tak ingat. Yang aku ingat, ketika aku pertama bisa menulis. Menulis huruf alfabet dan membacanya. Saking senangnya, aku menulis dimana saja. Aku pernah menulis di tembok dengan batu bata merah. Tapi, aku heran. Kenapa mamah yang melihatku mencorat-coret tembok diam saja. Harusnyakan dia marah. Ah, mungkin waktu itu aku masih terlalu kecil. Aku juga pernah menulis ditanah, menulis dengan tanganku sendiri. Sehingga, pasir masuk ke dalam kuku-kuku ku. Sudah pasti, karena waktu masih kecil, aku tak suka kuku-kuku ku dipotong. Yaaa.. Walaupun pada akhirnya mamah merayuku dengan permen dan coklat. Supaya aku mau dipotong kukunya oleh alat pemotong kuku, yang menurutku saat itu mengerikan. Entah, kenapa aku memfonisnya seperti itu. Aku lupa. Aku tidak ingat kenapa aku menganggap alat pemotong kuku itu mengerikan. Padahal ia tidak menyakiti.

Pertama aku masuk SD yang diantarkan oleh abah pakai sepeda. Iya, aku ingat! Dan pada akhirnya... Waktu terlalu cepat berlalu. Tiba-tiba saja aku sudah masuk SMP. Yang katanya SMP itu favorit. Mangkanya tak heran jika yang mendaftar banyak dan harus di tes dulu. Aku termasuk orang-orang yang beruntung karena lulus tes. Sehingga, aku diterima di SMP itu. Tentu saja, abah bangga padaku. Waah... Ternyata saat itu juga aku mengalami pertama kali jatuh cinta. Iya, jatuh cinta yang katanya berjuta rasanya. Dan pada akhirnya aku patah hati karena dia sudah ada yang punya. Tahun terus berdetik hingga abadpun berganti. Aku sudah SMA. Dan pertama kali aku masuk SMA rasanya berbeda. Aku merasa sudah melihat dunia yang sebenarnya. Lebih banyak yang pahit dari pada yang manis. Bukannya, hidup itu butuh perjuangan? Siapa yang menanam dia yang menuai. Walaupun sesederhananya hidup itu untuk mati.

Sebenarnya masih banyak pertama-pertama dalam hidupku yang lain. Jika di tulis pun. Aku akan menghabiskan 1 buku. Waah.. Bisa juga tuh di jadikan novel. Hehehe bercanda kok! Sama akumah jangan dibikin serius. Nanti kalo serius terus, matinya sambil hormat, kamu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar